Tutorial Penelitian - Sebuah desain
penelitian adalah rencana sistematis sebagai kerangka yang dibuat untuk
mencari jawaban atas pertanyaan penelitian.
Desain penelitian mengacu pada strategi keseluruhan yang Anda pilih
untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian dengan koheren dan
logis untuk memastikan efektifitas pemecahan masalah penelitian.
Desain penelitian adalah
blue-print untuk pengumpulan, pengukuran
dan analisis data. Perhatikan bahwa masalah penelitian menentukan jenis
desain yang peneliti gunakan, bukan sebaliknya!
Kesalahan umum yang sering dibuat para peneliti adalah memulai
penelitian terlalu dini, sebelum mereka memikirkan secara kritis tentang
informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Tanpa
memperhatikan masalah desain tersebut terlebih dahulu, masalah
penelitian secara keseluruhan tidak akan memadai dan kesimpulan yang
ditarik menjadi lemah dan tidak meyakinkan.
Ada beberapa tipe desain penelitian yang umum dilakukan dalam
penelitian. Berikut penjelasan singkat saja tipe-tipe desain penelitian
tersebut:
Desain Penelitian Tindakan (Action Research Design)
Esensi desain penelitian ini adalah tindakan mengikuti siklus sehingga
titik fokus adalah tindakan intervensi yang dilakukan selama waktu dalam
berbagai bentuk. Strategi intervensi baru dilakukan dan proses siklus
berulang sampai masalah terpecahkan.
Protokol ini berulang-ulang atau siklus di alam untuk mendorong
pemahaman yang lebih dalam situasi tertentu dimulai dengan
konseptualisasi dan partikularisasi masalah dan bergerak melalui
beberapa intervensi dan evaluasi.
Desain Studi Kasus (Case Study Design)
Studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang masalah penelitian tertentu, bukan
survei
statistik atau pertanyaan komparatif. Tujuan desain ini untuk
mempersempit bidang yang sangat luas ke dalam satu atau beberapa hal
yang spesifik.
Desain Kausal (Causal Design)
Studi kausalitas dianggap sebagai pemahaman fenomena bersyarat dalam
bentuk, "Jika X, maka Y". Tujuan penelitian ini untuk mengukur dampak
perubahan tertentu terhadap norma-norma dan asumsi yang ada.
Desain Cohort (Cohort Design)
Sering digunakan dalam ilmu medis, tetapi juga ditemukan dalam ilmu
sosial terapan. Studi kohort mengacu pada penelitian yang dilakukan
selama periode waktu yang melibatkan anggota populasi atau sampel yang
dipersatukan oleh beberapa kesamaan atau kemiripan.
Desain Cross-Sectional (Cross-Sectional Design)
Desain cross-sectional memiliki tiga ciri khas yaitu ada dimensi waktu,
ada perbedaan, dan kelompok dipilih berdasarkan perbedaan. Desain
cross-sectional hanya mengukur perbedaan di antara berbagai orang,
subyek atau fenomena, bukan proses perubahan.
Desain Deskriptif (Descriptive Design)
Desain deskriptif menjawab atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa,
apa, kapan, di mana dan bagaimana keterkaitan dengan penelitian
tertentu. Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai status fenomena variabel atau kondisi situasi.
Desain Eksperimental (Experimental Design)
Sebuah blue-print prosedur yang memungkinkan peneliti untuk
mempertahankan kontrol atas semua faktor. Dalam melakukan hal ini
peneliti menentukan atau memprediksi apa yang mungkin terjadi.
Penelitian eksperimental sering menggunakan prioritas waktu untuk
konsistensi kausal dan besaran korelasi. Desain eksperimen klasik
menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain Eksplorasi (Exploratory Design)
Desain eksplorasi dilakukan ketika tidak ada atau sedikit kajian
penelitian atas suatu masalah. Fokusnya adalah mendapatkan wawasan lebih
ketika masalah penelitian berada dalam tahap awal penyelidikan.
Desain eksplorasi sering digunakan untuk membangun pemahaman tentang
cara terbaik untuk mempelajari masalah atau metodologi yang paling cocok
untuk mengumpulkan informasi tentang masalah ini.
Desain Sejarah (Historical Design)
Tujuan desain ini adalah mengumpulkan, memverifikasi dan mensintesis
bukti dari masa lalu untuk membangun fakta sehingga menerima atau
menolak sebuah hipotesis.
Sumber-sumber sekunder dan berbagai bukti dokumenter primer yang otentik
seperti buku harian, catatan resmi, laporan, arsip dan informasi
non-tekstual informasi (peta, gambar, audio dan rekaman visual).
Desain Longitudinal (Longitudinal Design)
Studi longitudinal mengikuti sampel yang sama dari waktu ke waktu dalam
jangka panjang dan membuat pengamatan berulang. Pengukuran diambil
berkali-kali pada setiap variabel dalam periode waktu yang berbeda.
Desain Meta-Analisis (Meta-Analysis Design)
Meta-analisis adalah metodologi analisis yang dirancang secara
sistematis untuk mengevaluasi dan merangkum hasil-hasil penelitian oleh
para peneliti lain sehingga meningkatkan ukuran sampel secara
keseluruhan.
Desain Observasional (Observational Design)
Menarik kesimpulan dengan membandingkan subyek terhadap kelompok kontrol
dimana peneliti tidak memiliki kontrol atas percobaan. Ada dua jenis
umum desain ini yaitu pengamatan langsung dan pengamatan tersembunyi.
Keuntungan studi observasional memungkinkan wawasan yang berguna dalam
memahami fenomena dan menghindari kendala etis dan praktis dalam sebuah
proyek penelitian besar dan rumit.
Desain Filosofis (Philosophical Design)
Dipahami sebagai pendekatan luas untuk memeriksa masalah penelitian dari
desain metodologi, analisis filosofis dan argumentasi keras terhadap
asumsi yang mendasari.
Pendekatan ini menggunakan alat-alat argumentasi yang berasal dari
tradisi filsafat, konsep, model dan teori kritis, misalnya, relevansi
logika dan bukti dalam perdebatan akademis untuk menganalisis argumen
tentang isu-isu fundamental.
Desain Sequential (Sequential Design)
Penelitian sequential dilakukan dengan sengaja pendekatan serial di mana
satu tahap akan selesai diikuti oleh tahap lainnya dan sebagainya.
Setiap tahap dibangun dari tahap sebelumnya sampai data cukup selama
selang waktu untuk menguji hipotesis.