Sunday, July 3, 2016

analisis dan perancangan keamanan data menggunakan Data Encryption Standard (DES)










Abstrak
Kriptografi merupakan bidang pengetahuan yang menggunkan persamaan matematis untuk melakukan proses enkripsi maupun deskripsi. Teknik ini digunakan untuk mengkonversi data kedalam bentuk kode-kode tertentu, untuk tujuan agar informasi yang tersimpan tidak dapat terbaca oleh siapa pun kecuali orang-orang yang berhak. Oleh karena itu sangat diperlukan sebuah sistem keamana data untuk menjaga kerahasiaan informasi agar tetap terjaga, salah satunya adalah metode algoritma simetris, karena algoritma ini menggunakan kunci yang sama pada saat melakukan proses enkripsi dan deskripsi sehinggan data yang kita miliki akan sulit untuk dimengerti maknanya dan untuk proses enkripsi data yang sangat besar akan sangat cepat. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan adalah DES.



Kata kunci : kriptografi, Enkripsi, Deskripsi, Cipher Blok





              




DAFTAR ISI
ABSTRAK  ........ .......................................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI        .......................................................................................................................................................... 2
BAB 1   Pendahuluan.................................................................................................................................................. 3
1.1          Latar Belakang   ............................................................................................................................ 3
1.2          Permasalahan      ............................................................................................................................ 4
1.3          Tujuan dan Manfaat  .................................................................................................................... 4
BAB 2   Landasan Teori............................................................................................................................................. 5
2.1          Defenisi Kriptografi         ............................................................................................................. 5
2.2          Sejarah Kriptografi........................................................................................................................ 5
2.3          Tujuan Kriptografi........................................................................................................................ 6
2.4          Kriptografi Klasik dan kriptografi Modern............................................................................... 7
2.5          Data Encryption Standard............................................................................................................ 8
2.6          Keamanan DES   ............................................................................................................................ 9
2.7          Mode DES           ......................................................................................................................... 10
BAB 3   METODOLOGI PENELITIAN…………………………………........................................................... 11
3.1.1      Metode Penelitian....................................................................................................................... 11
3.1.2      Metode Pengumpulan Data........................................................................................................ 11
3.1.3      Metode Pengembangan Sistem.................................................................................................. 11
BAB 4 KESIMPULAN DAN HASIL YANG DI HARAPKAN............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................. 15







BAB I
ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI DES (DATA ENCYPTION STANDARD)

I.                PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat dan pesat, hal ini yang menyebabkan munculnya kemajuan teknologi informasi. Secara langsung atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari berbagai bidang kehidupan. Karna banyak kemudahan yang di tawarkan, teknologi informasi tidak dapat lepas dari berbagai aspek kehidupan manusia, yang memungkinkan dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi atau data. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka sangat di perlukan sebuah keamanan data terhadap kerahasiaan informasi yang saling di pertukarkan, apa lagi jika data tersebut dalam suatu jaringan komputer yang terhubung/terkoneksi dengan jaringan lain. Hal tersebut tentu saja menimbulkan resiko bila informasi yang sensitif dan berharga tersebut di akses oleh orang yang tidak bertangung jawab. Yang mana jika hal tersebut sampai terjadi, kemungkinan besar akan merugikan bahkan membahayakan orang yang akan mengirim pesan, maupun organisasinya. Informasi yang terkandung di dalamnya pun bisa saja berubah sehingga menyebabkan salah penafsiran oleh penerima pesan. Selain itu data yang di bajak tersebut kemungkinan rusak atau hilang yang menimbulkan kerugian material yang besar.  Oleh karena itu untuk menghindari agar hal tersebut tidak terjadi, penulis menggunakan algoritma kriptografi DES untuk proses enkripsi dan deskripsi data. Kriptografi telah menjadi suatu bagian yang tidak dapat di pisahkan dari sistem keamanan jaringan, Salah satu metode enkripsi data adalah Data Encryption Standard (DES). Data Encryption Standard (DES) merupakan algoritma cipher blok yang popular karena dijadikan standar algoritma enkripsi kunci-simetri. Sebenarnya DES adalah nama standar enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data Encryption Algorithm), namun nama DES lebih popular dari pada DEA. Dari latar belakang di atas penulis mencoba untuk membuat rancangan keamanan data dengan menggunakan algoritma kriptografi DES, dengan mengambil judul “Analisis dan Perancangan Keamanan Data Menggunakan Data Encryption Standar (DES)”.



1.2.  Permasalahan

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan di bahas adalah “Bagaimana menganalisis dan merancang keamanan data menggunakan Data Encryption Standard (DES)”.

1.3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan konsep yang ada, untuk menyelesaikan penelitian maka Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan merancang keamanan data menggunakan algoritma kriptografi Data Encryption Standard (DES).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang kriptografi khususnya dalam hal proses enkripsi dan deskripsi didalam pengamanan dan kerahasiaan keamanan data menggunakan kriptografi Data Encryption Standard (DES).











BAB II
TEORI PENDUKUNG
      
2.1. Defenisi Kriptografi
Kriptografi merupakan ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (Cryptography is the art and science of keeping messages secure) selain itu ada pengertian tentang kriptografi yaitu kriptografi merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi. Kata “seni” di dalam definisi di atas maksudnya adalah mempunyai cara yang unik untuk merahasiakan pesan. Kata “graphy” di dalam “cryptography” itu sendiri sudah menyiratkan sebuah seni (Munir, 2006).

2.2. Sejarah Kriptografi

      Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam buku David Kahn yang berjudul The Codebreakers. Buku yang tebalnya 1000 halaman ini menulis secara rinci sejarah kriptografi mulai dari penggunakaan kriptografi oleh bangsa Mesir 4000 tahun yang lalu (berupa hieroglyph yang tidak standar pada piramid) hingga penggunaan kriptografi pada abat ke-20.secara historis ada empat kelompok orang yang berkontribusi terhadap perkembangan kriptografi, dimana mereka menggunakan kriptografi untuk menjamin kerahasiaan dalam komunikasi pesan penting, yaitu kalangan militer (termasuk intelejen dan mata-mata), kalangan diplomatic, penulis buku harian, dan pencinta (lovers). Diantara ke-empat kelompok ini, kalangan militer yang memberikan kontribusi paling penting karena pengiriman pesan didalam suasana perang membutuhkan teknik enkripsi dan deskripsi yang rumit. Kriptografi juga digunakan Untuk tujuan keamanan. Kalangan gereja pada masa awal agama Kristen menggunakan kriptografi untuk menjaga tulisan religious dan gangguan otoritas politik atau budaya yang dominan saat itu. Mungkin yang sangat terkenal adalah “Angka si Buruk Rupa” (Number of the beast) di dalam kitab perjanjian baru. Angka “666” menyatakan cara kriptografi (yaitu dienskripsi) untuk menyembunyikan pesan berbahaya; para ahli percaya bahwa pesan tersebut mengacu pada kerajaan Romawi. Kriptografi modern dipicu oleh perkembangan peralatan komputer digital. Dengan komputer digital, cipher yg lebih kompleks menjadi sangat mungkin untuk dapat dihasilkan. Tidak seperti kriptografi klasik yang mengenskripsi karakter per karakter (dengan menggunakan alphabet tradisionil), kriptografi modern beroperasi pada string biner. Cipher yang kompleks seperti DES (Data Encryption Standard) dan penemuan algoritma RSA adalah algoritma kriptografi modern yang paling dikenal di dalam sejarah kriptografi modern. Kriptografi modern tidak hanya berkaitan dengan teknik menjaga kerahasiaan pesan, tetapi juga melahirkan konsep seperti tanda –tangan digital dan sertifikasi digital. Dengan kata lain, kriptografi modern tidak hanya memberikan aspek keamanan confidentiality, tetapi juga aspek keamanan lain seperti otentikasi, integritas data, dan penyangkalan (Munir, 2006).

2.3.Tujuan Kriptografi
Menurut (Munir, 2006) Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi, yaitu:
1.     Convidentiality (kerahasiaan), yaitu memberikan kerahasiaan pesan dan menyimpan data dengan menyembunyikan data dengan menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enkripsi. 
2.     Message intergrity (integritas data), yaitu memberikan jaminan bahwa dari setiap bagian tidak mengalami perubahan dari saat data dibuat/ dikirim sampai dengan saat data tersebut di buka.
3.     Non-repudiation (nirpenyangkalan), yang memberikan cara untuk membuktikan bahwa suatu dokumen dating dari setiap seseorang apabila ia mencoba menyangkal memiliki dokumen tersebut.
4.     Auntentication (autentikasi), yang memberikan dua layanan. Yang pertama mengidentifikasi keaslian dari suatu pesan dan memberikan jaminan keotentikannya. Kedua, untuk meguji identitas seseorang apabila ia akan memasuki sebuah sistem.







2.4 Kriptografi Klasik Dan Kriptografi Modern
a. Kriptografi Klasik
Sebelum komputer ada kriptografi dilakukan dengan algoritma berbasis karakter. Algoritma yang digunakan termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan digunakan jauh sebelum sistem kriptografi kunci public ditemukan. Terdapat sejumlah algoritma yang tercatat dalam sejarah kriptografi (sehingga dinamakan algoritma kriptografi klasik), namun sekarang algoritma tersebut sudah usang karena sangat mudah dipecahkan (Munir, 2006).
Tiga alasan mempelajari algoritma kriptografi klasik, yaitu:
1. Untuk memberikan pemahaman konsep dasar kriptografi.
2. Dasar dari algoritma kriptografi modern. 14
3. Dapat memahami potensi-potensi kelemahan sistem chiper.

b. Kriptografi Modern
Algoritma kriptografi modern umumnya beroperasi dalam mode bit ketimbang mode karakter (seperti yang dilakukan pada cipher substitusi atau cipher transposisi dari algoritma kriptografi kla mode bit berarti semua data dan informasi (baik kunci, plainteks, maupun cipherteks) dinyatakan dalam rangkaian (string) bit biner, 0 dan 1. Algoritma enkripsi dan dekripsi memproses semua data dan informasi dalam bentuk rangkaian bit. Rangkaian bit yang menyatakan plainteks dienkripsi menjadi cipherteks dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya
Enkripsi modern berbeda dengan enkripsi konvensional. Karena enkripsi modern sudah menggunkan komputer untuk pengoperasiannya. Berfungsi untuk mengamankan data baik yang di transfer melalui jaringan komputer maupun yang bukan. Hal ini sangat berguna untuk melindungi privacy data, integrity, authentication dan non-repudiation. Perkembangan algoritma kriptografi modern berbasis bit didorong oleh penggunaan komputer digital yang merepresentasikan data dalam bentuk biner
Kriptografi modern merupakan suatu perbaikan yang mengacu pada kriptografi klasik. Pada kriptogarfi modern terdapat berbagai macam algoritma yang dimaksudkan untuk mengamankan informasi yang dikirim melalui jaringan komputer.  Algoritma kriptografi modern terdiri dari dua jenis
1. Algoritma Simetris

Algoritma simetris adalah yang menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsinya. Algoritma kriprografi simetris sering disebut algoritma kunci rahasia, algoritma kunci tunggal, atau algoritma satu kunci, dan mengharuskan pengirim dan penerima menyetujui suatu kunci tertentu. Kelebihan dari algoritma kriprografi simetris adalah waktu proses untuk enkripsi dan dekripsi relatif cepat. Hal ini disebabkan efesiensi yang terjadi pada pembangkit kunci. Karena prosesnya relatif cepat maka algoritma ini tepat untuk digunakan pada sistem komunikasi digital secara real time seperti GSM.

2. Algoritma Asimetris

Algoritma Asimetris adalah pasangan kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan satu lagi deskripsi. Semua orang yang mendapatkan kunci publik dapat menggunakannya untuk mengenkripsi suatu pesan, sedangkan hanya satu orang saja yang memiliki rahasia itu, yang dalam hal ini kunci rahasia, untuk melakukan pembongkaran terhadap kode yang dikirim untuknya. Contoh algoritma terkenal yang menggunakan kunci Asimetris adalah RSA (merupakan singkatan dari nama penemunya, yakni Rivest, Shamir dan Adleman).


2.5. Data Encryption Standar (DES)
Data Encrytion Standar (DES) adalah algoritma cipher blok yang popular karena dijadikan standar algoritma enkripsi kunci-simetri, meskipun saat ini standar tersebut telah digantikan dengan algoritma yang baru, AES, karena DES sudah di anggap tidak aman lagi. Sebenarnya DES adalah nama standar enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data Encryption Algorithm),namun nama DES lebih popular dari pada DEA. Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L. Tuchman pada Feistel. Algoritma ini telah disetujuin oleh National Bureau of standar (NBS) Amerika Serikat (Munir, 2006)
DES termasuk ke dalam system kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher blok. DES peroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit chipherteks dengan menggunkan 56 kunci internal atau upa-kunci. Kunci internal di bangkitkan dari kunci eksternal yang panjangnya 64 bit. Skema global dari algoritma DES adalah sebagai berikut
1.     Blok plainteks di permutasikan dengan metric permutasi awal (initial permutation atau IP).
2.     Hasil permutasian awal kemudian di-enciphering- sebanyak 16 kali (16 putaran) setiap putaran menggunkan kunci internal yang berbeda.
3.     Hasil enciphering kemudian di permutasikan dengan matriks permutasi balikan (invers initial permutation atau ip-1) menjadi blok cipherteks.


2.6. Keamanan DES
Isu-isu yang menjadi perdebatan kontroversi menyangkut keamanan DES

1.     Panjang kunci Panjang kunci eksternal DES hanya 64 bit atau 8 karakter , itupun yang dipakai hanya 56 bit. Pada rancangan awal, panjang kunci yang di usulkan IBM adalah 128 bit,tetapi atas permintaan NSA, panjang kunci diperkecil menjadi 56 bit. Alasan pengurangan tidak diumumkan. Serangan yang palik praktis terhadap DES adalah exhaustive key search. Dengan panjang kunci 56 bit akan terdapat 256 atau 72.057.594.037.927.936 kemungkinan kunci. Jika di asumsikan serangan exhaustive key search dengan menggunkan prosesor paraler mencoba setengah dari jumlah kemungkinan kunci itu , maka dalam satu detik dapat dikerjakan satu juta serangan. Jadi seluruhnya diperlukan 1142 tahun untuk menemukan kunci yang benar. Namun tahun, pada tahun 1998 electronic frontier foundation (EFE) merancang dan membuat perangkan keras khusus untuk menemukan kunci DES secara exhaustive search key dengan biaya $250.000 dan dapat diharapkan dapat menemukan kunci selama 5 hari. Tahun 1990, kombinasi perangkat keras EFE dengan kolaborasi internet yang melibatkan lebih dari 100.000 komputer dapat menemukan kunci DES kurang dari 1 hari.

2.     Jumlah Putaran
Sebenarnya delapan putaran sudah cukup untuk membuat cipherteks sebagai fungsi acac dari setiap bit plainteks dan setiap bit chiperteks. Jadi,mengapa harus 16 x putaran? Dari penelitian, DES dengan jumlah putaran yang kurang dari 16 ternyata dapat di pecahkan dengan known-plaintexk attack bagus dari pada dengan brute force attack [SCH96].

3. Kotak-S
Pengisian kota-S DES masih menjadi misteri tanpa ada alasan mengapa memilih konstanta-konstanta di dalam kota itu.

2.7. Mode DES

DES dapat di operasikan dengan mode, ECB, CBC, OFB, dan CFB. Namun karena kesederhanaannya, mode ECB lebih sering di gunakan pada paket program komersil meskipun sangat rentan terhadap serangan Mode CBC lebih kompleks dari pada ECB namu memberikan tingkat keamanan yang lebih bagus dari mode ECB. mode CBC hanya kadang-kadang saja digunakan.
2.7.1 Flowchart
Flowchart adalah suatu metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan mempresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar (sutedjo, 2004).
1. System Flowchart
System flowchart adalah urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat. Media input, output, serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. System flowchar ini tidak digunakan untuk menggambar urutan langka untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam system yang di bentuk.berikut ini adlah gambar dari simbol-simbol standar yang telah banyak digunakan pada penggunaan penggambaran system flowchart.
2. Program Flowchart
Program flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Untuk menggambarkan program flowchart tersedia simbol-simbol standar, berikut ini adalah gambaran dari simbol-simbol standar yang digunakan program flowchart
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Metode penelitian
Metode penelitian yang di gunakan dalam penulisan proposal penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (Arikuno, 2012) mendefinisikan penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa dan hal hal lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian ini.


3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam kegiatan pengumpulan data untuk penelitian ini digunakan metode pengumpulan Studi Pustaka yang mana pada metode ini kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari, mencari dan menggumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti buku dan internet.


3.1.3 Metode pengembangan sistem
Dalam perancangan perangkat lunak ini penulis menggunakan metode prototyping/pemodelan (Pressman, 2002) sebagai metode pengembangan sistemnya yang terdiri atas empat langkah :
1. Requirements

Merupakan analisis terhadap kebutuhan calon pemakai dimana terlebih dahulu harus melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan system yang akan dibangun, kemudian menganalisis data-data yang sudah terkumpul agar dapat dilihat kebutuhan yang diinginkan pemakai.





2. Design
Yaitu pembuatan desain global untuk membentuk prototype perangkat lunak dengan terlebih dahulu membuat desain/rancangan secara keseluruhan yang akan digunakan oleh calon pemakai. Desain yang dibuat masih berupa prototype yang masih dalam bentuk rancangan.


3. Build Prototype
Yaitu pembuatan prototype perangkat lunak, termasuk didalamnya adalah pengujian dan penyempurnaan prototype. Desain yang sudah dipilih akan dibuat perangkat lunak prototype-nya dengan aplikasi yang sesuai keinginan calon pemakai. Kemudian perangkat lunak yang sudah dibuat prototype-nya akan diuji kebenarannya dan kehandalannya, sehingga nantinya akan dibuat prototype yang sebenarnya.


4. Evaluate and Refine Requirements
Merupakan kegiatan mengevaluasi prototype dan memperhalus analisis kebutuhan calon pengguna. Prototype yang sudah diuji dan disempurnakan kemudian dievaluasi kebenaran dan kemampuannya terhadap sistem. Kemudian kebutuhan calon pengguna yang dianalisis dilihat kesesuaiannya terhadap perangkat lunak yang akan dibangun.












3.2 Penelitian sebelumnya
Agar penelitian ini dapat di pertanggung jawabkan secara akademis, maka penelitian akan menampilkan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian terdahulu sebagai berikut:
Pada penelitian I Putu Herryawan yang berjudul “Analisa Dan Penerapan Algoritma DES Untuk Pengamanan Data Gambar Dan Vidio” dijelaskan bahwa Sistem pada keamanan data dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kemajuan teknologi informasi namun yang cukup disayangkan adalah ketidakseimbangan antara setiap perkembangan suatu teknologi yang tidak diiringi dengan perkembangan pada sistem keamanannya itu sendiri, dengan demikian cukup banyak sistem-sistem yang masih lemah dan harus ditingkatkan keamanannya. Oleh karena itu pengamanan data yang sifatnya rahasia haruslah benar-benar diperhatikan.Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu aplikasi pengamanan data yang dapat mencegah dan mengamankan data-data yang kita miliki dari orang-orang yang tidak berhak mengaksesnya. Salah satunya adalah metode algoritma kriptografi simteris, karena algoritma ini menggunakan kunci yang sama pada saat melakukan proses enkripsi dan dekripsi sehingga data yang kita miliki akan sulit untuk dimengerti maknanya dan untuk proses enkripsi data yang sangat besar akan sangat cepat. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan adalah DES.
Sedangkan pada penelitian Deni Mustopa “Perancangan Program Keamanan Data Dengan Menggabungkan Algoritma Kriptografi DES dan Mars” dijelaskan Kriptografi merupakan bidang pengetahuan yang mengunakan persamaan matematis untuk melakukan proses enkripsi maupun dekripsi. Teknik ini digunakan untuk mengkonversi data kedalam bentuk kode – kode tertentu, untuk tujuan agar informasi yang disimpan tidak dapat terbaca oleh siapa pun kecuali orang – orang yang berhak.
Dalam tugas akhir ini akan disajikan analisis algoritma kriptografi DES dan MARS yang mana kedua algoritma tersebut merupakan algoritma kriptografi simetris. Tugas akhir ini pula menampilkan implementasi program dan menampilkan bagaimana cara mengenkripsi dan mendekripsi dengan kedua algoritma tersebut.


BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan penelitian dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya tentang analisis dan perancangan keamanan data menggunakan algoritma kriptografi DES (Data Encryption Standard) makan akan dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Secara umum DES terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu pemrosesan kunci, enkripsi data 64 bit, dan dekripsi data 64 bit. Dan algoritma kriptografi DES ini juga dapat menggunakan mode seperti ECB, CBC, CFB, OFB.
2. Penggunaan kunci merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses enkripsi dan dekripsi, sehingga dibutuhkan suatu kerahasiaan dalam pemakaian kuncinya

Saran
Dalam penggunaan kunci diusahakan mudah diingat dan disepakati oleh kedua belah pihak. Perancangan keamanan data menggunakan kriptografi DES













DAFTAR PUSTAKA

Fatta, A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Munir, R. (2006). Kriptografi. Bandung: Informatika.
Sadikin, R. (2012). Kriptografi untuk Keamanan Jaringan. Yogyakarta: Andi.
Simarmata, J. (2006). Pengamanan Sistem Komputer Edisi I. Yogyakarta: Andi.
Witten, L. (2004). Metode Design dan Analisis Sistem Edisi 6. Yogyakarta: Andi.

No comments:

Post a Comment