Saturday, July 2, 2016

Metode Penyandian Pesan Dan Menjaga Integritas Data Menggunakan Kriptografi Algoritma MD5




ABSTRAK
Pembuatan makalah bermaksud untuk menganalisa proses penyandian pesan dan proses membuka kembali penyandian dalam kriptografi, khususnya kriptografi algoritma MD5. Diharapkan dengan adanya makalah ini para pengguna jalur internet lebih ekstra hati-hati dalam penggunaan jalur publik ini. Untuk metode pengamanan dapat menggunakan metode kriptografi algoritma MD5 yang dibahas secara detail pada makalah ini.

Kata Kunci, Kriptografi algoritma MD5


DAFTAR ISI
Daftar Isi.........................................................................................................................................   1
Daftar Gambar...............................................................................................................................    2
Daftar Tabel....................................................................................................................................   3
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................    4
1.1   Latar Belakang...................................................................................................................  4
1.2   Tujuan Penelitian..............................................................................................................      5
1.3   Metode Penelitian.............................................................................................................       5
BAB II. LANDASAN TEORI.........................................................................................................    7
2.1   Terminologi Kriptografi...................................................................................................            7
2.2   Sejarah Kriptografi............................................................................................................      8
2.3   Tujuan Kriptografi............................................................................................................      9
2.4   Cryptanalysis.....................................................................................................................            10
2.5   Klasifikasi Kriptografi......................................................................................................            11
2.5.1        Kriptografi Klasik................................................................................................            11
2.5.2        Kriptografi Modern.............................................................................................            11
2.5.2.1   Kriptografi Kunci Simetri............................................................................      12
2.5.2.2   Kriptografi Kunci Asimetri.........................................................................      13
2.6   Fungsi Hash.......................................................................................................................    16
BAB III.METODELOGI PENELITIAN.........................................................................................            18
        3.1           Metode Penyandian Pesan Dengan Kriptografi Algoritma MD5.............................           18
        3.2 Aplikasi algoritma MD5 Untuk Integritas data...........................................................      27
BAB IV. PENUTUP..........................................................................................................................     29
        4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................     29
Daftar Pustaka.................................................................................................................................  30


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Kriptografi...................................................................................................            7
Gambar 2 Contoh Scytale........................................................................................................            8
Gambar 3 Skema Kriptografi Kunci Simetri.........................................................................  12
Gambar 4 Skema Kriptografi Kunci Asimetri......................................................................  14
Gambar 5 Pembuatan message digest dengan algoritma MD5.........................................    18
Gambar 6 Pengolahan blok 512 bit (Proses HMD5)................................................................ 20
Gambar 7 Operasi Dasar MD5................................................................................................            21


 
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Fungsi-fungsi dasar MD5 ............................................................................................            22
Tabel 2. Nilai T[i] .........................................................................................................................           23
Tabel 3 Rincian operasi pada fungsi F(b, c, d) ........................................................................            24
Tabel 4 Rincian operasi pada fungsi G(b, c, d) .......................................................................            24
Tabel 5 Rincian operasi pada fungsi H(b, c, d) .......................................................................            25
Tabel 6 Rincian operasi pada fungsi I(b, c, d) .........................................................................            25


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Saat ini internet seolah-olah menghiraukan batas-batas geografis suatu negara, bukan hal yang sulit bagi seseorang untuk berkomunikasi jarak jauh, mengirimkan data, mencari informasi dan sebagainya. Semua hal tersebut dapat dilakukan dengan internet secara cepat, efisien dan relatif murah. Namun di sisi lain, ternyata internet merupakan jalur yang tidak terlalu aman karena merupakan media komunikasi umum yang dapat digunakan secara bebas oleh siapapun sehingga sangat rawan penyadapan informasi oleh pihak-pihak yang tidak absah. Oleh karena itu masalah keamanan, kenyamanan dan otorisasi dalam berinternet menjadi masalah krusial yang sampai hari ini masih menjadi perbincangan hangat. Banyak pertanyaan yang muncul, Apakah transaksi via internet bisa terjamin keamanannya? Apakah data yang dikirimkan via internet sampai pada tujuan yang tepat tanpa diketahui pihak yang tidak diinginkan? Bagaimana mencegah penyadapan informasi? Bagaimana mengantisipasi seseorang mencuri data?
Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Salah satunya dengan metode penyandian atau yang lebih dikenal dengan metode kriptografi. Banyak sekali metode penyandian atau metode kriptografi yang dikembangkan oleh pakar-pakar kriptografi hingga saat ini. Hal ini dilakukan dikarenakan penyadap dan pencuri informasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan cracker semakin handal dalam mempenetrasi suatu sistem untuk menggali berbagai macam informasi. Oleh karena itu dalam rangka melawan tindakan keji tersebut, pakar-pakar kriptografi terus mengembangkan metode ini secara berkesinambungan. Banyak sekali metode penyandian yang telah diciptakan oleh pakar-pakar kriptografi dunia, sebut saja Algoritma DES, Algoritma 3DES, Algoritma IDEA, Algoritma Blowfish, Algotitma RSA, Algoritma MD4, Algotitma MD5, Algoritma SHA-1, Algoritma McEliecce dan sebagainya. Algoritma-algoritma diatas telah diuji kemampuannya oleh pakar-pakar kriptografi, namun tidak semua metode kriptografi diatas bertahan dari serangan para penyadap informasi atau dalam istilah kriptografi sering disebut dengan cryptanalist. Sebut saja algoritma DES, sempat bertahan cukup lama yakni selama 20 tahun akhirnya harus rela di-crack hanya dalam tempo 3,5jam dengan biaya 1 juta US Dollar pada tahun 1993. Namun para pakar kriptografi tidak berdiam diri, karena setelah kejadian itu para pakar kriptograhi mengembangkan varian baru dari algoritma DES seperti Algoritma 3DES, Algoritma RDES dan sebagainya.
Makalah ini akan membahas salah satu diantara banyak kriptografi handal yang hingga saat ini masih cukup kuat membendung serangan-serangan dari para cryptanalist, yaitu metode kriptografi dengan algoritma Message Digest 5 (MD5). Selain karena metode kriptografi ini belum mampu di patahkan oleh para cryptanalist, makalah ini membahas kriptografi MD5 karena algoritma ini merupakan varian baru setelah algoritma MD2 dan algoritma MD4 sehingga dirasa cukup up to date untuk dibahas saat ini.

1.2   Tujuan Penelitian
Pembuatan makalah bermaksud untuk menganalisa proses penyandian pesan dan proses membuka kembali penyandian dalam kriptografi, khususnya kriptografi algoritma MD5. Diharapkan dengan adanya makalah ini para pengguna jalur internet lebih ekstra hati-hati dalam penggunaan jalur publik ini. Untuk metode pengamanan dapat menggunakan metode kriptografi algoritma MD5 yang dibahas secara detail pada makalah ini.

1.3   Metode Penelitian
Pada pembuatan makalah ini, metode penelitian yang saya gunakan adalah metode literature. Metode ini saya gunakan karena menurut saya metode literature adalah metode yang paling tepat untuk digunakan. Untuk melengkapi bahan-bahan tulisan menggunakan internet untuk mencari beberapa literature yang mendukung makalah saya. Selain itu, untuk menambah bobot informasi yang dapat diserap dari makalah ini, saya mengambil beberapa referensi dari buku-buku yang membahahas mengenai kriptografi algoritma MD5.

















BAB II
 LANDASAN TEORI

2.1  Terminologi Kriptografi
Kata kriptografi berasal dari bahasa yunani yaitu krupto (hidden atau secret) dan grafh (writing) sehingga berarti secret writing. Secara istilah kriptografi didefinisikan sebagai ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan (data atau informasi) yang mempunyai pengertian, dengan cara menyamarkannya (mengacak) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti menggunakan suatu algoritma tertentu.
Dalam ilmu kriptografi suatu pesan yang akan dirahasiakan atau disandikan disebut dengan plaintext, sedangkan pesan yang telah disandikan sehingga tidak bermakna lagi yang bertujuan agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak disebut chipertext. Lalu dalam ilmu kriptografi terdapat istilah enkripsi dan deskripsi. Enkripsi adalah proses menyandikan plaintext menjadi chipertext. Sedangkan proses mengembalikan chipertext menjadi plaintext semula disebut sebagai Deskripsi. Berikut ini skema umum sebuah penyandian dalam kriptografi :


Gambar 1 Skema kriptografi

2.2  Sejarah Kriptografi
Ilmu kriptografi disinyalir berawal dari 4000 tahun yang lalu, tercatat bangsa mesir menggunakan hieroglyph yang tidak standar dalam menuliskan pesan. Kemudian sekitar tahun 400SM pada zaman yunani kuno, kriptografi digunakan oleh tentara sparta untuk mengirimkan pesan militer dengan menggunakan alat yang bernama scytale. Alat ini berupa pita panjang dari daun papyrus ditambah sebatang silinder, pesan ditulis secara horizontal atau baris perbaris. Apabila pita dilepaskan, maka huruf-huruf didalamnya telah tersusun membentuk pesan rahasia. Untuk membaca pesan, penerima harus melilitkan kembali pita ke silinder yang diameternya sama dengan diameter silinder pengirim.
Gambar 2. Contoh Scytale
Ilmu kriptografi sejak dahulu digunakan di berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh di India, dahulu kriptografi digunakan oleh lovers (pencinta) untuk berkomunikasi tanpa diketahui orang lain. Bukti ini ditemukan di dalam buku kama sutra yang merekomendasikan wanita seharusnya mempelajari seni memahami tulisan chiper.
Kemudian pada Abad ke-17, sejarah kriptografi pernah mencatat korban di Inggris. Queen Mary of Scotland, dipancung setelah pesan rahasianya dari balik penjara (pesan terenkripsi yang isinya rencana membunuh Ratu Elizabeth I) berhasil dipecahkan oleh Thomas Phelippes, seorang pemecah kode.
Ilmu kriptografi juga digunakan pada perang dunia II, pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi yang dinamakan Engima. Kemudian tak lama berselang Engima chiper berhasil dipecahkan oleh sekutu, keberhasilan memecahkan Engima disinyalir sebagai faktor yang memperpendek perang dunia II.
Dari beberapa kutipan sejarah diatas, dapat dilihat bahwa ilmu kriptografi sangat bermanfaat khususnya dibidang kemiliteran. Saat ini seiring berkembangnya zaman dan masuknya peradaban manusia ke era informasi, ilmu kriptografi juga dimanfaatkan untuk mengamankan lalu lintas informasi khususnya di jaringan publik atau internet.
Induk dari keilmuan kriptografi adalah matematika, khususnya teori aljabar yang menjadi dasar dari ilmu bilangan . Oleh karena itu kriptografi semakin berkembang pesat ketika komputer ditemukan. Sebab dengan penemuan komputer memungkinkan dilakukannya perhitungan yang rumit dan kompleks dalam waktu yang relatif singkat, suatu hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu lahirlah banyak teori dan algotitma penyandian data yang semakin kompleks dan sulit dipecahkan.

2.3  Tujuan Kriptografi
Secara umum tujuan ilmu kriptografi diciptakan adalah untuk merahasiakan suatu pesan agar tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak absah. berpedoman dari tujuan umum tersebut, terdapat empat tujuan mendasar ilmu kriptografi digunakan dalam bidang keamanan informasi yaitu :
  1. Kerahasiaan
adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
  1. Integritas data
adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.


  1. Autentikasi
adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
  1. Non-repudiasi
adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.

2.4  Cryptanalysis
Cryptanalysis adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi ataupun data yang telah dienkripsi. Orang yang melakukan kegiatan cryptanalysis disebut dengan cryptanalyst. Terdapat lima jenis cryptanalysis berikut ini uraian kelima jenis cryptanalysis tersebut :
Jenis Serangan
Yang perlu diketahui cryptanalyst
Chipertext-only

·        Algoritma enkripsi
·        Ciphertext  yang akan didekrisi
Known plaintext

·        Algoritma enkripsi
·        Ciphertext  yang akan didekripsi
·        Satu atau lebih pasangan pesan plaintext-ciphertext
Chosen plaintext

·        Algoritma enkripsi
·        Ciphertext  yang akan didekripsi
·        Plaintext yang dipilih oleh cryptanalyst, bersama dengan pasangan ciphertext-nya
Chosen ciphertext

  • Algoritma enkripsi
  • Ciphertext  yang akan didekripsi
  • Ciphertext yang dipilih oleh cryptanalyst, bersama dengan pasangan plaintext-nya
Chosen text

  • Algoritma enkripsi
  • Ciphertext  yang akan didekripsi
  • Plaintext yang dipilih oleh cryptanalyst, bersama dengan pasangan ciphertext-nya
  • Ciphertext yang dipilih oleh cryptanalyst, bersama dengan pasangan plaintext-nya

2.5  Klasifikasi Kriptografi
Dipandang dari  segi era pengembangannya ilmu kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kriptografi klasik dan kriptografi modern.
2.5.1        Kriptografi klasik
Dilihat dari namanya tentu saja kriptografi klasik merupakan awal dari pengembangan ilmu kriptografi. Pada era pengembangan ini kekuatan kriptografi terletak pada kerahasiaan algoritma yang digunakan, jenis algoritma ini dinamakan algoritma restricted.  Namun ditengah pengembangannya algritma restricted ditemukan banyak kelemahan sehingga tidak relevan lagi untuk keperluan keamanan informasi saat ini. Adapun kelemahan-kelemahan algoritma restricted adalah sebagai berikut :
-        Algoritma restricted merupakan algoritma yang bersifat rahasia, sehingga kemampuan algoritma tidak pernah diuji oleh para pakar kriptografi dan berimbas pada ketidak percayaan pengguna atau user akan ketangguhannya.
-        Apabila terjadi kebocoran rahasia algoritma, maka harus dibuat atau dikembangkan algoritma baru. Konsekuensinya adalah pemborosan biaya karena biaya pembuatan algoritma kriptografi baru sangat mahal.
2.5.2        Kriptografi modern
Kriptografi modern dikembangkan untuk membenahi kelemahan-kelamahan yang dimiliki oleh kriptografi sebelumnya yaitu kroptografi klasik.  Berlawanan dengan kriptografi klasik, algoritma yang digunakan pada kriptografi modern di buka atau dengan kata lain diketahui oleh umum sehingga tidak bersifat rahasia.  Hal ini dilakukan untuk menutupi kelemahan kriptografi klasik, sehingga algoritma dari kriptografi modern bisa di uji ketangguhannya oleh pakar-pakar kriptografi. Lalu dimana letak kekuatan dari kriptografi modern? Kekuatan kriptografi ini bertumpu pada kerahasiaan kunci penyandian. Berdasarkan kunci penyandiannya, kriptografi modern dibagi menjadi dua jenis yaitu kriptografi kunci simetri dan kriptografi kunci asimetri.
2.5.2.1   Kriptografi Kunci Simetri
Pada kriptografi ini, metode enkripsi dan deskripsi menggunakan kunci yang sama. Misalnya kunci enkripsi adalah K, maka kunci deskripsi sama dengan kunci enkripsi, yaitu  K.
Gambar 3 skema kriptografi kunci simetri
               Pada kriptografi kunci simetri, untuk menjaga kerahasiaan pesan antar komunikan maka dibutuhkan sebuah kunci untuk tiap pasangan komunikan. Sehingga untuk n komunikan jumlah kunci yang dibutuhkan adalah :


Keunggulan kriptografi simetri terletak pada kecepatan proses enksripsi maupun deskripsi. Hal ini menjadi nilai tambah bagi kriptografi kunci simetri, karena kriptografi biasanya diterapkan di dalam suatu jaringan.  Dalam ilmu jaringan dikatakan bahwa  jaringan yang baik adalah jaringan yang memiliki delay time yang paling minim. Sehingga kriptografi kunci simetri sangat mendukung statement tersebut. Lalu keunggulan lainnya adalah kriptografi ini relatif tangguh terhadap serangan chosen-plaintext karena kunci bersifat rahasia.
Kriptografi kunci simteri bukan tanpa kelamahan, kendala pertama pada kriptografi ini terletak pada manajemen kunci yang sangat rumit. Semakin banyak komunikan yang berkomunikasi maka makin banyak pila kebutuhan jumlah kunci, misalnya terdapat 1000 komunikan maka dibutuhkan 499500 kunci ssluruh komunikan bisa saling berkomunikasi. Dengan kunci sebanyak itu akan sangat sulit mengingat dan mempertahankan suatu kerahasiaan. Lalu kendala kedua terletak pada distribusi kunci karena dibutuhkan saluran khusus untuk mendistribusikan kunci. Distribusi kunci tidak dapat dilakukan menggunakan saluran atau media yang akan digunakn komunikasi, karena sebenarnya jalur inilah yang seharusnya diamankan.
Terdapat beberapa algoritma yang dikembangkan oleh pakar-pakar kriptografi menggunakan kriptografi simetri, diantaranya :
-        Algoritma DES
-        Algoritma IDEA
-        Algoritma Blowfish
-        Algoritma RC2
2.5.2.2   Kriptografi Kunci Asimetri
Kriptografi kunci asimetri menggunakan kunci yang berbeda (pasangan kunci) untuk keperluan proses enkripsi dan proses deskripsi. Kunci yang digunakan dalam proses enkripsi biasanya disebut kunci publik atau public key, sedangkan kunci yang digunakan dalam proses deskripsi biasanya disebut sebagai kunci privat. Perbedaan yang sangat terlihat antara kriptografi kunci simetri dan kriptografi kunci asimetri terletak pada sifat kunci, pada kriptografi kunci simetri kunci bersifat private, sedangkan pada kriptografi kunci asimetri terdapat pasangan kunci yang memiliki dua sifat yang berbeda,  yaitu kunci private untuk proses deskripsi dan kunci public untuk proses enkrispsi. Karena sifat salah satu kuncinya public maka kriptografi kunci asimetri sering disebut juga kriptografi algoritma kunci publik.
Kriptografi kunci asimetri dikembangkan para pakar kriptografi untuk menanggulangi kesulitan distribusi kunci pada kriptografi kunci simeteri. Distribusi kunci pada kritografi kunci asimetri sangat mudah, karena kunci enkrispsi bersifat pubik atau umum maka distribusi kunci dapat dilakukan di jalur mana saja bahkan jalur yang ingin diamankan sekalipun. Berikut ini skema enkripsi dan deskripsi dalam kriptografi asimetri :
Gambar 4 skema kriptografi kunci asimetri

            Kriptografi ini bukan tanpa celah, karena kunci enkripsinya yang bersifat publik maka kriptografi ini relatif lemah terhadap serangan cryptanalist terutama serangan chosen-plaintext. Selain itu, kriptografi ini memiliki kelemahan lain dalam hal kecepatan. Kriptografi asimetri 1000 kali lebih lamban dibandingkan kriptografi simetri. Adapun keunggulan dari kriptografi kunci asimetri selain distribusi kunci yang sangat mudah adalah manajemen kunci yang tidak rumit karena tiap komunikan hanya butuh sepasang kunci (enkripsi dan deskripsi), sehingga dapat dituliskan untuk n komunikan yang berkomunikasi hanya dibutuhkan n pasang kunci.
            Terdapat banyak algoritma yang dikembangkan pakar-pakar kriptografi untuk algoritma kunci asimetri, diantaranya :
-        Algoritma RSA
-        Algoritma McEliece
-        Algoritma Rabin
-        Algoritma Knapsack
-        Algoritma LUC
-        Algoritma El Gamal

Untuk saling menutupi kekurangan dari kriptografi kunci simetri dan kriptografi kunci asimetri, para pakar kriptografi mengembangkan penggabungan dua metode kriptografi ini. Metode penggabungan ini disebut Hybrid Cryptosystem. Pada metode ini algoritma kunci simetri digunakan untuk mengamankan pesan atau data yang akan dikirimkan. Sedangkan algoritma kunci asimetri digunakan untuk mengamankan kunci dari proses kriptografi simetri.


2.6  Fungsi Hash
Fungsi hash adalah fungsi yang menerima masukan string yang panjangnya sembarang dan mengkonversinya menjadi string keluaran yang panjangnya tetap (fixed) (umumnya berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran string semula). Fungsi hash dapat menerima masukan string apa saja. Jika string menyatakan pesan (message), maka sembarang pesanM berukuran bebas dikompresi oleh fungsi hash H melalui persamaan :


Keluaran fungsi hash disebut juga nilai hash (hash-value) atau pesan-ringkas (message digest).. Pada persamaan diatas, h adalah nilai hash atau message digest dari fungsi H untuk masukan M. Dengan kata lain, fungsi hash mengkompresi sembarang pesan yang berukuran berapa saja menjadi message digest yang ukurannya selalu tetap (dan lebih pendek dari panjang pesan semula).
            Fungsi hash digunakan untuk memverifikasi kesamaan salinan suatu data denga ndata aslinya. Sebagai contoh pada sebuah perusaahan, daripada mengirimkan salinan arsip keseluruhan ke komputer pusat (diasumsikan perusahaan ini menggunakan basis data terpusat). Lebih baik mengirimkan message digest-nya. Apabila message digest salinan arsip sama dengan message digest arsip asli, maka salinan arsip tersebut sama dengan arsip didalam basis data.
            Fungsi hash sering disebut juga  one-way function karena fungsi hash bekerja dalam satu arah, yaitu pesan yang sudah di ubah menjadi message digest tidak dapat dikembalikan lagi menjadi pesan semula. Adapun sifat-sifat fungsi hash adalah sebagai berikut :
-        Fungsi H dapat diterapkan pada blok data berukuran berapa saja.
-        H menghasilkan nilai (h) dengan panjang tetap (fixedlength output).
-        H(x) mudah dihitung untuk setiap nilai x yang diberikan.
-        Untuk setiap h yang dihasilkan, tidak mungkin dikembalikan nilai x sedemikian sehingga H(x) = h. Itulah sebabnya fungsi H dikatakan fungsi hash satu-arah (one-way hash function).
-        Untuk setiap x yang diberikan, tidak mungkin mencari y ¹x sedemikian sehingga H(y) = H(x).
-        Tidak mungkin mencari pasangan x dan y sedemikian sehingga H(x) = H(y).

Terdapat beberapa kriptografi yang dikembangkan para pakar kriptografi menggunakan fungsi hash, diantaranya :
-        Algoritma MD2
-        Algoritma MD4
-        Algoritma MD5
-        Algoritma SHA
-        Algoritma RIPE-MD160
-        Dsb
Berikut ini beberapa nama lain dari fungsi hash :
-        fungsi kompresi/kontraksi (compression function)
-        cetak-jari (fingerprint)
-        cryptographic checksum
-        message integrity check (MIC)
-        manipulation detection code (MDC)










BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode P$enyandian Pesan Dengan Kriptografi Algoritma MD5
Algoritma MD5 adalah algoritma yang menggunakan fungsi hash satu arah yang diciptakan oleh Ron Rivest. Algoritma merupakan pengembangan dari algoritma-algoritma sebelumnya yaitu algoritma MD2 dan algoritma MD4 karena kedua algoritma ini berhasil diserang para cryptanalist.
            Cara kerja kriptografi algoritma MD5 adalah menerima input berupa pesan dengan ukuran sembarang dan menghasilkan message diggest yang memiliki panjang 128 bit. Berikut ilustrasi gambar dari pembuatan  message diggest pada kriptografi algoritma MD5 :

Gambar 5 Pembuatan message digest dengan algoritma MD5

Menilik dari gambar diatas, secara garis besar pembuatan message digest ditempuh melalui empat langkah, yaitu :
1.      Penambahan bit bit pengganjal
Proses pertama yang dilakukan adalah menambahkan pesan dengan sejumlah bit pengganjal sedemikian sehingga panjang pesan (dalam satuan bit) kongruen dengan 448 modulo 512. Ini berarti setelah menambahkan bit-bit pengganjal, kini panjang pesan adalah 64 bit kurang dari kelipatan 512. Hal yang perlu diingat adalah angka 512  muncul karena algoritma MD5 memproses pesan dalam blok-blok yang berukuran 512.
Apabila terdapat pesan dengan panjang 448 bit, maka pesan tersebut akan tetap ditambahkan dengan bit-bit pengganjal. Pesan akan ditambahkan dengan 512 bit menjadi 96 bit. Jadi panjang bit-bit pengganjal adalah antara 1 sampai 512. Lalu satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah bahwasanya bit-bit pengganjal terdiri dari sebuah bit 1 diikuti dengan sisanya bit 0.

2.      Penambahan nilai panjang pesan semula
kemudian proses berikutnya adalah pesan ditambah lagi dengan 64 bit yang menyatakan panjang pesan semula. Apabila panjang pesan lebih besar dari 264 maka yang diambil adalah panjangnya dalam modulo 264. dengan kata lain, jika pada awalnya panjang pesan sama dengan K bit, maka 64 bit yang ditambahkan menyatakan K modulo 264. sehingga setelah proses kedua ini selesai dilakukan maka panjang pesan sekarang adalah 512 bit.

3.      Inisialisasi penyangga MD
Pada algoritma MD5 dibutuhkan empat buah penyangga atau buffer, secara berurut keempat nama penyangga diberi nama A, B, C dan D. Masing-masing penyangga memiliki panjang 32 bit. Sehingga panjang total :

Keempat penyangga ini menampung hasil antara dan hasil akhir. Setiap penyangga diinisialisasi dengan nilai-nilai (dalam notasi Hexadesimal) sebagai berikut :

4.      Pengolahan pesan dalam blok berukuran 512 bit
Proses berikutnya adalah pesan dibagi menjadi L buah blok yang masing-masing panjangnya 512 bit (Y0 sampai YL-1). Setelah itu setiap blok 512 bit diproses bersama dengan penyangga MD yang menghasilkan keluaran 128 bit, dan ini disebut HMD5. Berikut ini gambaran dari proses HMD5 :
Gambar 6 Pengolahan blok 512 bit (Proses HMD5)
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa proses HMD5 terdiri dari 4 buah putaran, dan masing-masing putaran melakukan opersi dasar MD5 sebanyak 16 kali. Dimana disetiap operasi dasar memakai sebuah elemen T. Sehingga setiap putaran memakai 16 elemen tabel T.
Pada gambar 6, Yq menyatakan blok 512 bit ke-q dari pesan yang telah ditambahkan dengan bit-bit pengganjal pada proses pertama dan tambahan 64 bit nilai panjang pesan semula pada proses kedua. MDq adalah nilai message digest 128 bit dari proses HMD5 ke-q. Pada awal proses , MDq berisi nilai inisialisasi penyangga MD. Kemudian fungsi fF,  fG, fH, dan fI pada gambar, masing-masing berisi 16 kali operasi dasar terhadap input, setiap operasi dasar menggunakn elemen tabel T. Berikut ini ilustrasi gambar operasi dasar MD5 :
Gambar 7 Operasi dasar MD5
Operasi dasar MD5 yang diperlihatkan gambar diatas dapat dituliskan dengan persamaan berikut ini :

Dimana,

Fungsi fF,  fG, fH, dan fI adalah fungsi untuk memanipulasi masukan a, b, c, dan d dengan ukuran 32-bit. Masing-masing fungsi dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1 Fungsi-fungsi dasar MD5
NB : secara berurut peartor logika AND, OR, NOT dan XOR dilambangkan dengan Ù, Ú, ~, Å

            Kemudian nilai T[i] dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel ini disusun oleh fungsi 232 x abs(sin(i)), i dalam radian.




Tabel 2. Nilai T[i]

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi fF,  fG, fH, dan fI melakukan 16 kali operasi dasar. Misalkan notasi berikut ini :
Menyatakan operasi
untuk operasi diatas, <<<s melambangkan opersi circular left shift 32 bit, maka operasi dasar pada masing-masing putaran dapat ditabulasikan sebagai berikut :
-        putaran 1 : 16 kali operasi dasar dengan g(b, c, d) – F(b, c, d), dapat dilihat pada tabel berikut ini :




Tabel 3 Rincian operasi pada fungsi F(b, c, d)

-        putaran 2 : 16 kali operasi dasar dengan g(b, c, d) – G(b, c, d), dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4 Rincian operasi pada fungsi G(b, c, d)

-        putaran 3 : 16 kali operasi dasar dengan g(b, c, d) – H(b, c, d), dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5 Rincian operasi pada fungsi H(b, c, d)
-        putaran 4 : 16 kali operasi dasar dengan g(b, c, d) – I(b, c, d), dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6 Rincian operasi pada fungsi I(b, c, d)
Setelah putaran keempat, a, b, c dan d di tambahkan ke A, B, C dan D yang selanjutnya algoritma akan memproses untuk blok data berikutnya (Yq+1). Output akhir dari algoritma MD5 adalah hasil penyambungan bit-bit di A, B, C dan D.

Dari uraian diatas, secara umum fungsi hash MD5 dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut :


Dimana,
            Agar lebih mudah dipahami, berikut ini contoh penerapan kriptografi MD5 pada suatu pesan yang ingin dirahasiakan. Misalkan terdapat sebuah arsip dengan nama bandung.txt sebagai berikut :
Message digest yang dihasilkan dari arsip diatas adalah untuk 128 bit :

Lalu untuk notasi hexadesimal :



3.2 Aplikasi Algoritma MD5 Untuk Integritas Data
Aplikasi algoritma  dapat digunakan untuk menjaga keintegritasan data. Dengan aplikasi fungsi hash yang menjadi asas algoritma MD5, perubahan kecil pada data sekalipun dapat terdeteksi. Langkah yang harus ditempuh adalah bangkitkan message digest dari isi arsip menggunakan algoritma MD5. kemudian gabung message digest ke dalam arsip. Verifikasi isi arsip dapat dilakukan secara berkala dengan membandingkan MD isi arsip sekarang dan MD dari arsip asli (MD yang telah disimpan sebelumnya). Jika hasilnya berbeda maka telah terjadi perubahan pada arsip.
Aplikasi ini didasarkan pada kenyataan bahwa perubahan 1 bit pesan akan mengubah, secara rata-rata, setengah dari bit-bit message digest. Dengan kata lain, algoritma MD5 dengan fungsi hashnya sangat peka terhadap perubahan sekecil apapun pada data masukan. Sebagai contoh perhatikan arsip dibawah ini :
Untuk kasus pertama, apabila 33 derajat celcius diganti dengan 32, maka MD dari isi arsip adalah (tidak termasuk baris MD) :
Untuk kasus kedua, apabila ditambahkan spasi diantara ”33” dan ”derajat”, maka MD dari isi arsip adalah (tidak termasuk baris MD) :
            Dari kedua kasus diatas sangat terlihat bahwa algoritma MD5 dengan fungsi hashnya sangatlah peka dengan perubahan walau kecil sekalipun.



BAB IV
 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
-        Algoritma Message Digest 5 (MD5) adalah algoritma yang dikembangkan setelah algoritma MD2 dan MD4.
-        Algoritma Message Digest 5 (MD5) adalah sebuah fungsi hash satu arah yang mengubah masukan dengan panjang variabel menjadi keluaran dengan panjang tetap yaitu 128 bit.
-        Algoritma MD5 dengan fungsi hashnya sangat peka terhadap perubahan pesan, maka algoritma MD5 cocok untuk aplikasi yang menjaga integritas suatu data.


















Daftar Pustaka

-        Munir, Rinaldi., Pengantar Kriptografi, Institut Teknologi Bandung, 2004.
-        Munir, Rinaldi., Fungsi Hash Satu Arah dan Algoritma MD5, Institut Teknologi Bandung, 2004.
-        Mulya, Megah., Bahan Ajar Kriptografi S1, Universitas Sriwijaya, 2008.
-        Thomas, Tom., Network Security First Step, Penerbit Andi, 2004.
-        Arius, Dony., Computer Security, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

No comments:

Post a Comment