Abstrak
Kriptografi merupakan bidang pengetahuan
yang menggunkan persamaan matematis untuk melakukan proses enkripsi maupun
deskripsi. Teknik ini digunakan untuk mengkonversi data kedalam bentuk
kode-kode tertentu, untuk tujuan agar informasi yang tersimpan tidak dapat terbaca
oleh siapa pun kecuali orang-orang yang berhak. Oleh karena itu sangat
diperlukan sebuah sistem keamana data untuk menjaga kerahasiaan informasi agar
tetap terjaga, salah satunya adalah metode algoritma simetris, karena algoritma
ini menggunakan kunci yang sama pada saat melakukan proses enkripsi dan
deskripsi sehinggan data yang kita miliki akan sulit untuk dimengerti maknanya
dan untuk proses enkripsi data yang sangat besar akan sangat cepat. Algoritma
kriptografi (cipher) yang
digunakan adalah DES.
Kata kunci : kriptografi,
Enkripsi, Deskripsi, Cipher Blok
DAFTAR
ISI
ABSTRAK ........ .......................................................................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI .......................................................................................................................................................... 2
BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
1.2 Permasalahan ............................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................................... 4
BAB 2 Landasan Teori............................................................................................................................................. 5
2.1 Defenisi Kriptografi ............................................................................................................. 5
2.2 Sejarah Kriptografi........................................................................................................................ 5
2.3 Tujuan Kriptografi........................................................................................................................ 6
2.4 Kriptografi Klasik dan kriptografi
Modern............................................................................... 7
2.5 Data Encryption Standard............................................................................................................ 8
2.6 Keamanan DES ............................................................................................................................ 9
2.7 Mode DES ......................................................................................................................... 10
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN…………………………………........................................................... 11
3.1.1 Metode Penelitian....................................................................................................................... 11
3.1.2 Metode Pengumpulan Data........................................................................................................ 11
3.1.3 Metode Pengembangan Sistem.................................................................................................. 11
BAB 4 KESIMPULAN DAN
HASIL YANG DI HARAPKAN............................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................................................. 15
BAB
I
ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN DATA MENGGUNAKAN
ALGORITMA KRIPTOGRAFI DES (DATA ENCYPTION STANDARD)
I.
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat dan pesat, hal ini yang menyebabkan
munculnya kemajuan teknologi informasi. Secara langsung atau tidak, teknologi informasi
telah menjadi bagian penting dari berbagai bidang kehidupan. Karna banyak kemudahan
yang di tawarkan, teknologi informasi tidak dapat lepas dari berbagai aspek kehidupan
manusia, yang memungkinkan dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi atau
data. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka sangat di perlukan
sebuah keamanan data terhadap kerahasiaan informasi yang saling di pertukarkan,
apa lagi jika data tersebut dalam suatu jaringan komputer yang
terhubung/terkoneksi dengan jaringan lain. Hal tersebut tentu saja menimbulkan
resiko bila informasi yang sensitif dan berharga tersebut di akses oleh orang
yang tidak bertangung jawab. Yang mana jika hal tersebut sampai terjadi, kemungkinan
besar akan merugikan bahkan membahayakan orang yang akan mengirim pesan, maupun
organisasinya. Informasi yang terkandung di dalamnya pun bisa saja berubah
sehingga menyebabkan salah penafsiran oleh penerima pesan. Selain itu data yang
di bajak tersebut kemungkinan rusak atau hilang yang menimbulkan kerugian
material yang besar. Oleh karena itu
untuk menghindari agar hal tersebut tidak terjadi, penulis menggunakan
algoritma kriptografi DES untuk proses enkripsi dan deskripsi data.
Kriptografi telah menjadi suatu bagian yang tidak dapat di pisahkan dari sistem
keamanan jaringan, Salah satu metode enkripsi data adalah Data Encryption
Standard (DES). Data Encryption Standard (DES)
merupakan algoritma cipher blok yang popular karena dijadikan standar
algoritma enkripsi kunci-simetri. Sebenarnya DES adalah nama standar
enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data
Encryption Algorithm), namun nama DES lebih popular dari pada DEA.
Dari latar belakang di atas penulis mencoba untuk membuat rancangan keamanan
data dengan menggunakan algoritma kriptografi DES, dengan mengambil
judul “Analisis dan Perancangan Keamanan Data Menggunakan Data Encryption
Standar (DES)”.
1.2.
Permasalahan
Berdasarkan
penjelasan dari latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan di bahas
adalah “Bagaimana menganalisis dan merancang keamanan data menggunakan Data
Encryption Standard (DES)”.
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan
konsep yang ada, untuk menyelesaikan penelitian maka Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis dan merancang keamanan data menggunakan algoritma
kriptografi Data Encryption Standard (DES).
1.3.2 Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis
tentang kriptografi khususnya dalam hal proses enkripsi dan deskripsi didalam
pengamanan dan kerahasiaan keamanan data menggunakan kriptografi Data
Encryption Standard (DES).
BAB
II
TEORI
PENDUKUNG
2.1.
Defenisi Kriptografi
Kriptografi merupakan ilmu sekaligus seni untuk menjaga
keamanan pesan (Cryptography is the art and science of keeping messages
secure) selain itu ada pengertian tentang kriptografi yaitu kriptografi
merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan
dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta
otentikasi. Kata “seni” di dalam definisi di atas maksudnya adalah mempunyai
cara yang unik untuk
merahasiakan pesan. Kata “graphy” di dalam “cryptography” itu
sendiri sudah menyiratkan sebuah seni (Munir, 2006).
2.2.
Sejarah Kriptografi
Kriptografi
mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah
kriptografi dapat di temukan di dalam buku David Kahn yang berjudul The
Codebreakers. Buku yang tebalnya 1000 halaman ini menulis secara rinci
sejarah kriptografi mulai dari penggunakaan kriptografi oleh bangsa Mesir 4000
tahun yang lalu (berupa hieroglyph yang tidak standar pada piramid)
hingga penggunaan kriptografi pada abat ke-20.secara historis ada empat
kelompok orang yang berkontribusi terhadap perkembangan kriptografi, dimana
mereka menggunakan kriptografi untuk menjamin kerahasiaan dalam komunikasi
pesan penting, yaitu kalangan militer (termasuk intelejen dan mata-mata),
kalangan diplomatic, penulis buku harian, dan pencinta (lovers).
Diantara ke-empat kelompok ini, kalangan militer yang memberikan kontribusi
paling penting karena pengiriman pesan didalam suasana perang membutuhkan
teknik enkripsi dan deskripsi yang rumit. Kriptografi juga digunakan Untuk
tujuan keamanan. Kalangan gereja pada masa awal agama Kristen menggunakan
kriptografi untuk menjaga tulisan religious dan gangguan otoritas
politik atau budaya yang dominan saat itu. Mungkin yang sangat terkenal adalah
“Angka si Buruk Rupa” (Number of the beast) di dalam kitab perjanjian
baru. Angka “666” menyatakan cara kriptografi (yaitu dienskripsi) untuk
menyembunyikan pesan berbahaya; para ahli percaya bahwa pesan tersebut mengacu
pada kerajaan Romawi. Kriptografi
modern dipicu oleh perkembangan peralatan komputer digital. Dengan komputer digital,
cipher yg lebih kompleks menjadi sangat mungkin untuk dapat dihasilkan.
Tidak seperti kriptografi klasik yang mengenskripsi karakter per karakter
(dengan menggunakan alphabet tradisionil), kriptografi modern beroperasi
pada string biner. Cipher yang kompleks seperti DES (Data
Encryption Standard) dan penemuan algoritma RSA adalah algoritma
kriptografi modern yang paling dikenal di dalam sejarah kriptografi modern.
Kriptografi modern tidak hanya berkaitan dengan teknik menjaga
kerahasiaan pesan, tetapi juga melahirkan konsep seperti tanda –tangan digital
dan sertifikasi digital. Dengan kata lain, kriptografi modern tidak
hanya memberikan aspek keamanan confidentiality, tetapi juga aspek
keamanan lain seperti otentikasi, integritas data, dan penyangkalan (Munir,
2006).
2.3.Tujuan
Kriptografi
Menurut
(Munir, 2006) Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga
merupakan aspek keamanan informasi, yaitu:
1.
Convidentiality
(kerahasiaan), yaitu memberikan
kerahasiaan pesan dan menyimpan data dengan menyembunyikan data dengan
menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enkripsi.
2.
Message
intergrity (integritas data), yaitu
memberikan jaminan bahwa dari setiap bagian tidak mengalami perubahan dari saat
data dibuat/ dikirim sampai dengan saat data tersebut di buka.
3.
Non-repudiation
(nirpenyangkalan), yang
memberikan cara untuk membuktikan bahwa suatu dokumen dating dari setiap
seseorang apabila ia mencoba menyangkal memiliki dokumen tersebut.
4.
Auntentication
(autentikasi), yang memberikan
dua layanan. Yang pertama mengidentifikasi keaslian dari suatu pesan dan
memberikan jaminan keotentikannya. Kedua, untuk meguji identitas seseorang
apabila ia akan memasuki sebuah sistem.
2.4 Kriptografi
Klasik Dan Kriptografi Modern
a. Kriptografi
Klasik
Sebelum komputer ada
kriptografi dilakukan dengan algoritma berbasis karakter. Algoritma yang
digunakan termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan digunakan jauh
sebelum sistem kriptografi kunci public ditemukan. Terdapat sejumlah
algoritma yang tercatat dalam sejarah kriptografi (sehingga dinamakan algoritma
kriptografi klasik), namun sekarang algoritma tersebut sudah usang karena
sangat mudah dipecahkan (Munir, 2006).
Tiga alasan
mempelajari algoritma kriptografi klasik, yaitu:
1. Untuk
memberikan pemahaman konsep dasar kriptografi.
2. Dasar dari
algoritma kriptografi modern. 14
3. Dapat memahami
potensi-potensi kelemahan sistem chiper.
b. Kriptografi
Modern
Algoritma kriptografi modern umumnya
beroperasi dalam mode bit ketimbang mode karakter (seperti yang
dilakukan pada cipher substitusi atau cipher transposisi dari
algoritma kriptografi kla mode bit berarti semua data dan informasi
(baik kunci, plainteks, maupun cipherteks) dinyatakan dalam
rangkaian (string) bit biner, 0 dan 1. Algoritma enkripsi dan
dekripsi memproses semua data dan informasi dalam bentuk rangkaian bit.
Rangkaian bit yang menyatakan plainteks dienkripsi menjadi cipherteks
dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya
Enkripsi modern berbeda dengan
enkripsi konvensional. Karena enkripsi modern sudah menggunkan komputer
untuk pengoperasiannya. Berfungsi untuk mengamankan data baik yang di transfer
melalui jaringan komputer maupun yang bukan. Hal ini sangat berguna untuk
melindungi privacy data, integrity, authentication dan non-repudiation.
Perkembangan algoritma kriptografi modern berbasis bit didorong
oleh penggunaan komputer digital yang merepresentasikan data dalam
bentuk biner
Kriptografi modern merupakan
suatu perbaikan yang mengacu pada kriptografi klasik. Pada kriptogarfi modern
terdapat berbagai macam algoritma yang dimaksudkan untuk mengamankan
informasi yang dikirim melalui jaringan komputer. Algoritma kriptografi modern terdiri
dari dua jenis
1. Algoritma Simetris
Algoritma simetris adalah yang
menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsinya. Algoritma
kriprografi simetris sering disebut algoritma kunci rahasia, algoritma kunci
tunggal, atau algoritma satu kunci, dan mengharuskan pengirim dan penerima
menyetujui suatu kunci tertentu. Kelebihan dari algoritma kriprografi simetris
adalah waktu proses untuk enkripsi dan dekripsi relatif cepat. Hal ini
disebabkan efesiensi yang terjadi pada pembangkit kunci. Karena prosesnya
relatif cepat maka algoritma ini tepat untuk digunakan pada sistem komunikasi digital
secara real time seperti GSM.
2. Algoritma Asimetris
Algoritma Asimetris adalah pasangan
kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan satu
lagi deskripsi. Semua orang yang mendapatkan kunci publik dapat menggunakannya
untuk mengenkripsi suatu pesan, sedangkan hanya satu orang saja yang memiliki
rahasia itu, yang dalam hal ini kunci rahasia, untuk melakukan pembongkaran
terhadap kode yang dikirim untuknya. Contoh algoritma terkenal yang menggunakan
kunci Asimetris adalah RSA (merupakan singkatan dari nama penemunya,
yakni Rivest, Shamir dan Adleman).
2.5.
Data Encryption Standar (DES)
Data
Encrytion Standar (DES) adalah algoritma cipher blok yang popular
karena dijadikan standar algoritma enkripsi kunci-simetri, meskipun saat ini
standar tersebut telah digantikan dengan algoritma yang baru, AES,
karena DES sudah di anggap tidak aman lagi. Sebenarnya DES adalah
nama standar enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA
(Data Encryption Algorithm),namun nama DES lebih popular dari
pada DEA. Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan
W.L. Tuchman pada Feistel. Algoritma ini telah disetujuin oleh National
Bureau of standar (NBS) Amerika Serikat (Munir, 2006)
DES termasuk
ke dalam system kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher blok.
DES peroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64
bit plainteks menjadi 64 bit chipherteks dengan menggunkan 56 kunci internal
atau upa-kunci. Kunci internal di bangkitkan dari kunci eksternal yang
panjangnya 64 bit. Skema global dari algoritma DES adalah sebagai
berikut
1. Blok
plainteks di permutasikan dengan metric permutasi awal (initial permutation
atau IP).
2. Hasil
permutasian awal kemudian di-enciphering- sebanyak 16 kali (16 putaran)
setiap putaran menggunkan kunci internal yang berbeda.
3.
Hasil enciphering kemudian di permutasikan
dengan matriks permutasi balikan (invers initial permutation atau ip-1)
menjadi blok cipherteks.
2.6. Keamanan DES
Isu-isu yang menjadi perdebatan
kontroversi menyangkut keamanan DES
1.
Panjang kunci Panjang kunci eksternal DES hanya
64 bit atau 8 karakter , itupun yang dipakai hanya 56 bit. Pada rancangan awal,
panjang kunci yang di usulkan IBM adalah 128 bit,tetapi atas permintaan NSA,
panjang kunci diperkecil menjadi 56 bit. Alasan pengurangan tidak diumumkan.
Serangan yang palik praktis terhadap DES adalah exhaustive key search.
Dengan panjang kunci 56 bit akan terdapat 256 atau 72.057.594.037.927.936
kemungkinan kunci. Jika di asumsikan serangan exhaustive key search dengan
menggunkan prosesor paraler mencoba setengah dari jumlah kemungkinan kunci itu
, maka dalam satu detik dapat dikerjakan satu juta serangan. Jadi seluruhnya
diperlukan 1142 tahun untuk menemukan kunci yang benar. Namun tahun, pada tahun
1998 electronic frontier foundation (EFE) merancang dan membuat
perangkan keras khusus untuk menemukan kunci DES secara exhaustive
search key dengan biaya $250.000 dan dapat diharapkan dapat menemukan kunci
selama 5 hari. Tahun 1990, kombinasi perangkat keras EFE dengan
kolaborasi internet yang melibatkan lebih dari 100.000 komputer dapat menemukan
kunci DES kurang dari 1 hari.
2.
Jumlah Putaran
Sebenarnya delapan
putaran sudah cukup untuk membuat cipherteks sebagai fungsi acac dari
setiap bit plainteks dan setiap bit chiperteks. Jadi,mengapa
harus 16 x putaran? Dari penelitian, DES dengan jumlah putaran yang
kurang dari 16 ternyata dapat di pecahkan dengan known-plaintexk attack bagus
dari pada dengan brute force attack [SCH96].
3.
Kotak-S
Pengisian kota-S DES masih
menjadi misteri tanpa ada alasan mengapa memilih konstanta-konstanta di dalam
kota itu.
2.7. Mode DES
DES dapat di
operasikan dengan mode, ECB, CBC, OFB, dan CFB. Namun
karena kesederhanaannya, mode ECB lebih sering di gunakan pada paket
program komersil meskipun sangat rentan terhadap serangan Mode CBC lebih
kompleks dari pada ECB namu memberikan tingkat keamanan yang
lebih bagus dari mode ECB. mode CBC hanya kadang-kadang saja
digunakan.
2.7.1 Flowchart
Flowchart adalah
suatu metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan
mempresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan
dan standar (sutedjo, 2004).
1. System Flowchart
System
flowchart adalah urutan proses dalam system dengan
menunjukkan alat. Media input, output, serta jenis media penyimpanan
dalam proses pengolahan data. System flowchar ini tidak digunakan untuk
menggambar urutan langka untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk
menggambarkan prosedur dalam system yang di bentuk.berikut ini adlah gambar
dari simbol-simbol standar yang telah banyak digunakan pada penggunaan
penggambaran system flowchart.
2. Program Flowchart
Program
flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari
suatu prosedur pemecahan masalah. Untuk menggambarkan program flowchart tersedia
simbol-simbol standar, berikut ini adalah gambaran dari simbol-simbol standar
yang digunakan program flowchart
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Metode penelitian
Metode penelitian yang di gunakan
dalam penulisan proposal penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
(Arikuno, 2012) mendefinisikan penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa dan hal hal
lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian ini.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam kegiatan
pengumpulan data untuk penelitian ini digunakan metode pengumpulan Studi
Pustaka yang mana pada metode ini kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari,
mencari dan menggumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti
buku dan internet.
3.1.3 Metode pengembangan sistem
Dalam perancangan
perangkat lunak ini penulis menggunakan metode prototyping/pemodelan
(Pressman, 2002) sebagai metode pengembangan sistemnya yang terdiri atas empat
langkah :
1. Requirements
Merupakan analisis
terhadap kebutuhan calon pemakai dimana terlebih dahulu harus melakukan
pengumpulan data yang berkaitan dengan system yang akan dibangun, kemudian
menganalisis data-data yang sudah terkumpul agar dapat dilihat kebutuhan yang
diinginkan pemakai.
2. Design
Yaitu pembuatan desain global untuk
membentuk prototype perangkat lunak dengan terlebih dahulu membuat
desain/rancangan secara keseluruhan yang akan digunakan oleh calon pemakai.
Desain yang dibuat masih berupa prototype yang masih dalam bentuk
rancangan.
3. Build Prototype
Yaitu pembuatan prototype perangkat
lunak, termasuk didalamnya adalah pengujian dan penyempurnaan prototype.
Desain yang sudah dipilih akan dibuat perangkat lunak prototype-nya
dengan aplikasi yang sesuai keinginan calon pemakai. Kemudian perangkat lunak
yang sudah dibuat prototype-nya akan diuji kebenarannya dan
kehandalannya, sehingga nantinya akan dibuat prototype yang sebenarnya.
4. Evaluate and Refine
Requirements
Merupakan kegiatan mengevaluasi prototype
dan memperhalus analisis kebutuhan calon pengguna. Prototype yang
sudah diuji dan disempurnakan kemudian dievaluasi kebenaran dan kemampuannya
terhadap sistem. Kemudian kebutuhan calon pengguna yang dianalisis dilihat
kesesuaiannya terhadap perangkat lunak yang akan dibangun.
3.2 Penelitian sebelumnya
Agar penelitian ini
dapat di pertanggung jawabkan secara akademis, maka penelitian akan menampilkan
penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian terdahulu sebagai berikut:
Pada penelitian I Putu Herryawan yang
berjudul “Analisa Dan Penerapan Algoritma DES Untuk Pengamanan Data Gambar Dan
Vidio” dijelaskan bahwa Sistem pada keamanan data dan kerahasiaan data
merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kemajuan teknologi
informasi namun yang cukup disayangkan adalah ketidakseimbangan antara setiap
perkembangan suatu teknologi yang tidak diiringi dengan perkembangan pada
sistem keamanannya itu sendiri, dengan demikian cukup banyak sistem-sistem yang
masih lemah dan harus ditingkatkan keamanannya. Oleh karena itu pengamanan data
yang sifatnya rahasia haruslah benar-benar diperhatikan.Untuk mengatasi masalah
tersebut maka diperlukan suatu aplikasi pengamanan data yang dapat mencegah dan
mengamankan data-data yang kita miliki dari orang-orang yang tidak berhak
mengaksesnya. Salah satunya adalah metode algoritma kriptografi simteris,
karena algoritma ini menggunakan kunci yang sama pada saat melakukan proses
enkripsi dan dekripsi sehingga data yang kita miliki akan sulit untuk
dimengerti maknanya dan untuk proses enkripsi data yang sangat besar akan sangat
cepat. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan adalah DES.
Sedangkan pada penelitian Deni
Mustopa “Perancangan Program Keamanan Data Dengan Menggabungkan Algoritma
Kriptografi DES dan Mars” dijelaskan Kriptografi merupakan bidang pengetahuan
yang mengunakan persamaan matematis untuk melakukan proses enkripsi maupun
dekripsi. Teknik ini digunakan untuk mengkonversi data kedalam bentuk kode –
kode tertentu, untuk tujuan agar informasi yang disimpan tidak dapat terbaca
oleh siapa pun kecuali orang – orang yang berhak.
Dalam tugas
akhir ini akan disajikan analisis algoritma kriptografi DES dan MARS yang mana
kedua algoritma tersebut merupakan algoritma kriptografi simetris. Tugas akhir
ini pula menampilkan implementasi program dan menampilkan bagaimana cara
mengenkripsi dan mendekripsi dengan kedua algoritma tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
penelitian dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya
tentang analisis dan perancangan keamanan data menggunakan algoritma
kriptografi DES (Data Encryption Standard) makan akan dikemukakan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan
dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Secara umum DES terbagi menjadi
tiga kelompok, yaitu pemrosesan kunci, enkripsi data 64 bit, dan dekripsi data
64 bit. Dan algoritma kriptografi DES ini juga dapat menggunakan mode seperti
ECB, CBC, CFB, OFB.
2. Penggunaan kunci merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam proses enkripsi dan dekripsi, sehingga dibutuhkan
suatu kerahasiaan dalam pemakaian kuncinya
Saran
Dalam penggunaan
kunci diusahakan mudah diingat dan disepakati oleh kedua belah pihak.
Perancangan keamanan data menggunakan kriptografi DES
DAFTAR
PUSTAKA
Fatta, A. (2007). Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Munir, R. (2006). Kriptografi. Bandung:
Informatika.
Sadikin, R. (2012). Kriptografi
untuk Keamanan Jaringan. Yogyakarta: Andi.
Simarmata, J. (2006). Pengamanan
Sistem Komputer Edisi I. Yogyakarta: Andi.
Witten, L.
(2004). Metode Design dan Analisis Sistem Edisi 6. Yogyakarta: Andi.
No comments:
Post a Comment